Apa Itu Ekonomi Sirkular ?
Ekonomi sirkular merupakan sebuah sistem yang diadopsi pertama kali dari Eropa yang memiliki tujuan siklus ekonomi ramah lingkungan dengan mempertahankan nilai produk agar dapat digunakan berulang-ulang tanpa menghasilkan sampah (zero waste). Fokus dari sistem ini yaitu memanfaatkan barang-barang secara maksimum serta pengolahan kembali barang bekas agar menjadi layak pakai. Tiga cara sederhana yang dapat diterapkan dalam sistem ekonomi sirkular adalah dengan melakukan 3R; penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycle), dan produksi ulang (remanufacture).
Dalam sebuah artikel berjudul โCreating a Circular Economy for Plasticsโ, Helen Jordan berpendapat bahwa sistem ekonomi di banyak negara masih gagal untuk mengedukasi tentang pengolahan plastik yang membawa keuntungan ekonomis. Kita harus berhenti berpikir bahwa plastik hanyalah sampah, dan mulailah berpikir bahwa sampah merupakan sumber renewable yang perlu diolah dengan benar. Sistem ekonomi sirkular telah diterapkan di negara-negara maju demi meminimalisir pencemaran sampah, mengurangi timbunan sampah di TPA, serta mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Ekonomi Sirkular Di Indonesia
Indonesia telah menuangkan gagasan ekonomi sirkular ke dalam Visi Indonesia tahun 2045 dan ditulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020 โ 2024 sebagai bagian dari strategi pembangunan rendah karbon. Terdapat 5 sektor prioritas dalam implementasi ekonomi sirkular, diantaranya;
- Makanan dan minuman
- Tekstil
- Konstruksi
- Ritel (dengan fokus kemasan plastik)
- Elektronik
Kementerian Kehutan dan Lingkungan Hidup (KKLH) menambahkan, sistem ekonomi sirkular dapat berdampak signifikan dalam menggerakan perekonomian masyarakat karena rantai produksinya melibatkan banyak pihak, mulai dari rumah tangga, pemulung, pengepul, pelapak, hingga industri besar daur ulang biji plastik.
Kiat Sulap Sampah Plastik Jadi Keuntungan Ekonomis
Tahun 2050, populasi dunia diperkirakan mencapai 10 miliar penduduk. Peningkatan populasi akan beriringan dengan peningkatan permintaan produk berbahan plastik dan kelangkaan sumber daya berupa minyak bumi. Akibatnya, biaya bahan baku akan meningkat dan ada kemungkinan kelangkaan produk plastik.
Peluang bisnis dengan sistem ekonomi sirkular menawarkan cara baru untuk memutar produk yang beredar dalam kondisi penggunaan yang bernilai tinggi, mengurangi resiko kelangkaan dan inflasi harga barang, serta memungkinkan bisnis tumbuh dengan model diversifikasi. Kedepannya, tidak ada lagi barang sekali pakai lalu buang, namun bagaimana membuat barang bertahan selama mungkin.
Secara detail, berikut siklus ekonomi sirkular yang perlu diketahui;
1. Desain
Pertama-tama produsen harus mempertimbangan rancangan dalam sebuah produk. Pilihlah bahan yang dapat di regenerasi agar tahan lama serta mudah didaur ulang.
2. Reuse (Penggunaan Kembali)
Rentang ketahanan suatu produk dapat diperpanjang dengan rutin melakukan perawatan dan perbaikan. Konsumen tidak akan membuang produk sekali pakai dan sebagai gantinya, mereka dapat datang ke toko-toko yang memiliki layanan refill untuk mengisi ulang. Contek artikel kisah inspiratif peluang bisnis refill disini.
3. Recycle (Daur Ulang)
Barang bekas yang layak daur ulang akan dikirimkan ke industri daur ulang untuk selanjutnya dibersihkan dari residu, diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, lalu diproses daur ulang dengan meleburkan sampah menjadi butiran biji plastik atau bubur kertas. Untuk membedakan recycle dan remanufacture, perlu diingat bahwa industri recycle berhenti sampai proses merubah sampah menjadi material mentah namun tidak memproduksi barang olahan selanjutnya.
4. Remanufacture (Manufaktur Ulang)
Industri manufaktur dianjurkan untuk membeli material mentah yang sudah didaur ulang, contohnya seperti biji plastik daur ulang untuk selanjutnya di remanufacture atau diolah kembali menjadi produk yang memiliki nilai jual.