Sampah Di Jerman
Jerman adalah negara yang sangat berhasil dalam perjuangannya melawan tumpukan sampah dan telah menerapkan sistem daur ulang secara keberlanjutan.
Jerman menghasilkan 30 juta ton sampah setiap tahunnya. Sebagai perbandingan, Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah pada tahun 2020. Namun tingginya angka sampah tidak menjadi halangan bagi negara ini untuk menerapkan green life.
Green Dot – Inisiatif Daur Ulang Paling Sukses Buatan Jerman
Sistem Green Dot telah menjadi salah satu inisiatif daur ulang yang paling sukses, yang benar-benar mewajibkan semua industri menerapkan diet kemasan. Intinya adalah produsen yang menggunakan plastik sebagai produk/bungkus/kemasan diharuskan membayar โTitik Hijauโ atau โGreen Dotโ pada produknya masing-masing. Artinya, semakin banyak kemasan plastik yang digunakan, semakin tinggi bayaran Green Dot yang harus diโbayarkanโ.
Sistem cerdas ini telah menghasilkan lebih sedikit kertas, kaca, dan logam yang digunakan, sehingga menciptakan lebih sedikit sampah. Hasil akhirnya: terjadi penurunan drastis sekitar satu juta ton sampah lebih sedikit dari biasanya setiap tahun.
Namun, bagian utama dari keberhasilan program ini adalah pemilahan sampah yang benar. Di sinilah pelajaran dimulai.
Sistem Pemilahan Sampah Daur Ulang Di Jerman
Demi memudahkan masyarakat dan industri daur ulang memilah sampah, Menteri Lingkungan Jerman memberlakukan sistem pemilahan sampah dengan membagi tiap tempat sampah berdasarkan 4 warna (coklat, biru, kuning, hitam) ditambah 2 tempat sampah untuk kaca dan pakaian bekas. Mari kita bahas satu per satu.
1. Braune Mรผlltonne atau Tempat Sampah Coklat
Tempat sampah berwarna coklat ditujukan untuk sampah organik, misalnya sampah dapur seperti sisa sayuran, kulit buah, dedaunan, sampah kopi dan teh. Sampah di tempat berwarna coklat kemudian dapat didaur ulang menjadi kompos. Perlu diingat, sampah makanan yang tidak habis tidak boleh masuk ke kategori ini, melainkan ke dalam tempat sampah berwarna hitam. Selain itu, kita tidak boleh memasukkan sampah dapur ke dalam kantong plastik untuk dibuang, karena akan menyulitkan proses daur ulang dan dapat menyebabkan sampah itu tidak diangkut oleh dinas kebersihan.
2. Blaue Mรผlltonne atau Tempat Sampah Biru
Tempat sampah berwarma biru ditujukan untuk sampah berbahan kertas, misalnya buku, kertas, koran, majalah, kardus, dll.
3. Gelbe Sacke atau Tempat Sampah Kuning
Membuang 2.5 juta botol per jam artinya membuang 42 ribu kilogram plastik setiap menit, atau 695 per detik. Meskipun 75 persen limbah di Amerika Serikat dapat didaur ulang, negara tersebut hanya mampu mendaur ulang sebanyak total 30% dari total produksiya. Fakta ini sejalan dengan posisi recycling rates Amerika yang hanya menempati posisi 6 setelah Switzerland, Australia, Germany, Netherlands, dan Norway.
4. Schwarze Mรผlltonne atau Tempat Sampah Hitam
Tempat sampah berwarna hitam ditujukan untuk sampah yang sulit untuk didaur ulang, seperti pembalut, popok bayi, tissue, mainan, perabot rumah tangga, dan sisa makanan yang tidak habis. Sampah yang tidak masuk ke dalam 3 kategori di atas bisa langsung dibuang di tempat sampah ini.
5. Glastonnen atau Tempat Sampah Kaca
Sampah botol kaca pun memiliki tempat sampah khusus di Jerman. Saat membuang sampah botol kaca, kita harus memisahkan berdasarkan warna botol, misalnya botol bening, hijau, cokelat.
6. Alte Kleider atau Tempat Sampah Pakaian Bekas
Terakhir adalah tempat sampah untuk pakaian bekas. Pemerintah daerah menyediakan kotak khusus untuk membuang baju bekas yang masih layak pakai. Baju ini akan disumbangkan kepada orang-orang yang membutuhkan, khususnya jaket musim dingin.
Setiap rumah, toko, kantor, restoran, hotel, supermarket, dan industri wajb memliki tempat sampah, minimal dua tempat sampah. Tempat sampah tersebut disediakan oleh dinas kebersihan dari pemerintah daerah nantinya sampah akan diangkut selama 2 minggu sekali. Oleh karena itu, mereka sangat disiplin dalam memilah sampahnya. Jika ada orang yang salah memasukkan sampah, dinas kebersihan tidak akan mengangkat sampah tersebut.