Salah satu penemuan manusia yang paling banyak digunakan dan akan terus digunakan adalah plastik. Melalui bahan ini, kita dapat melihat signifikansi penggunaannya dalam berbagai hal yang digunakan. Coba berhenti sejenak dan telaah sekeliling kamarmu, mungkin ada pena yang biasa digunakan untuk menulis, bangku plastik yang kamu pakai untuk bekerja, atau mungkin telepon genggam yang kamu gunakan untuk membaca artikel ini pasti memiliki bagian yang berbahan dasar plastik. Bukti kecil tersebut hanya beredar di kamarmu, sementara jika melihat keluar, plastik menjadi salah satu produk yang paling serbaguna di kehidupan sehari-hari.
Fakta Biji Plastik Polietilena (PE)
Salah satu jenis biji plastik yang paling sering diolah dan dijumpai adalah polietilena, atau biasa ditandai dengan kode “PE”. Jenis biji plastik ini sendiri merupakan varian yang paling sering digunakan untuk kemasan makanan, kantong belanja, atau bahkan bahan pakaian yang kamu gunakan.
Selama lebih dari setengah abad, manusia telah menggunakan produk dari biji plastik polietilena karena sifatnya yang mudah dibentuk, serba guna, tahan panas, dan tidak menyerap air maupun kandungan kimia cair lainnya. Pada bahasan kali ini, kita akan melihat beberapa cerita menarik serta napak tilas perjalanan plastik polietilena tercipta.
Plastik Polietilena (PE) Dan Perdebatan Panjang
Seperti khalayak umum ketahui, bahwa kampanye-kampanye untuk mengurangi plastik kian menjamur dan menjadi tren beberapa tahun belakangan. Dampak yang bisa dilihat adalah bagaimana restoran, tempat makan cepat saji, dan minimarket semakin mengurangi penggunaan plastik seperti sedotan ataupun kantong belanja. Bukanlah hal yang buruk sama sekali mengingat bahwa 3000 ton plastik dihasilkan dan terus didistribusikan setiap tahunnya.
Namun, pertanyaan yang timbul apakah plastik polietilena (PE) berbahaya bagi manusia? Terlepas dari pengelolaannya yang tidak tepat dapat mencemari lingkungan? Menurut data yang dibuat oleh International Agency for Research on Cancer (IARC) dan Occupational Safety and Health Administration (OSHA), varian biji plastik PE merupakan varian yang paling aman untuk digunakan. Dengan indikasi bahwa tidak ada zat-zat reaktif yang dapat memicu kanker ditemukan dari jenis plastik tersebut.
Lebih daripada itu, plastik polietilena (PE) sendiri tidak berbahaya saat berbentuk padat, dan tidak terhirup atau terpapar ke kulit dalam bentuk cair. Meskipun begitu perdebatan mengenai aman atau tidaknya penggunaan plastik tetap menuai perdebatan yang tak kunjung usai, dan membutuhkan penelitian lebih lanjut dan menyeluruh.
Kisah Awal Polietilena (PE) Dibuat, Sebuah Ketidaksengajaan Yang Mutakhir
Biji plastik polietilena (PE) pada mulanya ditemukan oleh seorang ahli kimia asal Jerman yaitu Hans von Pechmann pada tahun 1898, yang mana kala saat itu sebetulnya sedang melakukan penelitian terhadap diazometana, sebuah campuran kimia yang sangat tidak stabil dan dihindari dalam proses aplikasi industrial. Selama proses penelitian, Pechmann tidak sengaja menghasilkan semacam substansi yang berwarna putih seperti lelehan lilin. Substansi tersebut akhirnya diberi nama polietilena (PE).
Hampir 40 tahun bersela, biji plastik polietilena (PE) kembali lagi ditemukan secara tidak sengaja dalam percobaan yang dilakukan oleh Eric Fawcett dan Reginald Gibson di tempat mereka bekerja yaitu Imperial Chemical Industries. Di mana pada percobaan yang dilakukan dengan mengaplikasikan tekanan tinggi terhadap etilena dan benzaldehida, menghasilkan kembali apa yang ditemukan Pechmann di tahun 1898.
Ramalan Akan Masa Depan Dalam Sebuah Lelucon
Untuk anda penikmat film klasik, mungkin tidak asing lagi dengan film komedi-drama berjudul “The Graduate”. Mengisahkan tentang pemuda 21 tahun bernama Benjamin Braddock yang baru saja lulus kuliah dan diliputi dengan segala kekhawatiran orang tua dan kerabat pada saat itu akan stereotipe anak muda yang hidup “bebas tanpa batas”. Salah satu kutipan yang dikatakan rekanan orang tua Benjamin terhadapnya adalah “one word: plastics………… there is a great future in it, think about it.”
Kalimat tersebut dimaksudkan sebagai ejekan untuk kaum muda kala itu yang sama saja seperti plastik, benda tak berguna yang tak memiliki signifikansi pada kehidupan. Namun siapa sangka bahwa apa yang dilontarkan di film tersebut adalah benar adanya. Mengingat bahwa kehidupan sehari-hari manusia saat ini tak lepas dari berbagai penggunaan plastik seperti polietilena (PE).