Tanggal 30 Juni 2021 silam merupakan tahun terobosan dari konsiliasi perusahaan swasta
Indonesia yang diwakili oleh Danone-AQUA dan Veoila Indonesia dengan pemerintah pusat
dalam rangka pendirian pabrik daur ulang plastik. Pabrik daur ulang plastik ini berdiri di atas
tanah 7000 meter persegi dan menjadi liang daur ulang plastik Indonesia saat ini. Dengan
diresmikan langsung oleh Menteri Perindustrian Indonesia, Agus Kartasasmita, langkah ini
diharapkan menjadi tonggak dalam penerapan ekonomi sirkular Indonesia.
Namun sedikit kita ketahui, bahwa pencanangan pabrik daur ulang plastik sendiri sebetulnya
bukanlah langkah yang baru di Indonesia.
Mari berkenalan dengan Limbahagia, pelopor industri daur ulang plastik sejak tahun 2009,
garapan Indra Noviansyah. Setelah lebih dari 1 dekade berdiri, Limbahagia kini merupakan salah
satu raksasa daur ulang plastik Asia yang menjalin kerjasama di berbagai negara seperti
Malaysia, Brunei Darussalam, dan Tiongkok.
Berkat konsistensi dan hasil dari olahan daur ulangnya yang berkualitas,Indra Noviansyah
dinobatkan sebagai perwakilan anak muda Indonesia yang jenius dan inovatif. Artikel ini akan
membahas success story seorang Indra yang awalnya berbekal rasa penasaran tinggi hingga
akhirnya berhasil menjadi pelopor industri daur ulang plastik di Indonesia. , simak ulasannya
berikut ini!
Titik Nol Indra Noviansyah Memulai Bisnis Daur Ulang Plastik
Tumbuh di pematang kota Pontianak, Indra Noviansyah menjalani kehidupan selayaknya anak
normal Indonesia pada umumnya yang bermain dan terus belajar. Ia kerap kali dihadapkan pada
rasa penasaran akan bagaimana dapat menambah uang sakunya secara mandiri, dan mulai
akrab dengan penjualan plastik dari mengumpulkan botol-botol bekas dan menjualnya ke
pengepul. Meskipun uang yang dihasilkan tak seberapa, ia merasa saat itu menjual botol plastik
bekas adalah cara yang ampuh untuk menjaga uang sakunya tetap terisi.
Berangkat dari tahun 2008, rasa penasaran Indra berkembang karena melihat bagaimana
pemulung bolak-balik setiap harinya membawa tumpukan plastik bekas di punggungnya. Kala
itu permintaan pasokan plastik memang sedang tinggi akibat budidayanya untuk pembuatan
pakaian dan substitusi pengolahan bahan aspal. Menyempatkan waktu untuk belajar dari
pemulung dan riset mandiri, Indra melihat peluang usaha dalam sampah plastik. Ia meyakini
bahwa selama manusia masih bergantung pada plastik, daur ulang terhadap bahan ini tidak
akan pernah kekurangan pasokan.
Gagasan Limbahagia – Cikal Bakal Bank Sampah Hidup Kembali
Perjalanan yang dilalui Indra untuk sampai di titik ini tentu tidaklah mudah. Bermodalkan uang
tabungan semasa kuliah, digusur pihak yang berwenang, atau bahkan diusir oleh pengepul lain
saat hendak belajar merupakan bagian dari pengalaman yang ia lalui untuk bisa sampai di titik
ini. Namun hal tersebut justru tidak meredam semangatnya untuk berkarya lewat daur ulang
plastik.
Terbitlah gagasan membangun Limbahagia – sebuah tempat pengumpulan sampah yang
berlandaskan asas untung sama untung atau yang biasa kita kenal sebagai Bank Sampah.
Mekanisme sederhananya sampah plastik yang sudah dikumpulkan dan hendak dijual oleh RT,
RW, maupun sekolah-sekolah akan dibayar oleh Limbahagia dengan nominal yang sesuai.
Langkah ini diharapkan efektif dalam membangun kesadaran masyarakat mengenai sampah
plastik, lebih daripada itu uang yang dihasilkan oleh para pelestari sampah atau biasa disebut
pemulung dapat bermanfaat bagi kebutuhannya. Indra sendiri mengusung ide ini agar memutus
rantai mafia plastik yang memeras pemulung untuk bekerja keras dengan upah yang minimum.
Dengan Limbahagia, pemulung mendapat kesempatan lebih baik untuk bekerja dan
berpenghasilan layak.
Buah Dari Jerih Lelah Indra Merintis Bisnis Daur Ulang Plastik
โSatu fakta yang tidak bisa dipungkiri adalah tak peduli seberapa besar modal yang anda miliki,
jika mata tidak bisa melihat peluang, maka bisnis kita tidak akan berkembangโ, begitulah motto
Indra memulai jerih lelahnya merintis bisnis daur ulang plastik. Semasa kuliahnya Ia
mengumpulkan modal sampai terkumpul 29 juta rupiah. Nominal yang entah besar atau kecil,
namun yang ia percayai bahwa modal tersebut cukup untuk memulainya berkarya.
Berawal dari pabrik kecilnya, Indra membeli sampah-sampah plastik dari berbagai tempat
seperti perhotelan atau pusat perbelanjaan. Yang nantinya setelah dibersihkan dan dicacah,
dijual kembali ke pabrik plastik untuk diolah kembali. Tidak berhenti sampai situ, Indra menjalin
hubungan kerjasama ekspor dengan raksasa produsen plastik di negara Tiongkok.
Secara bertahap, usahanya yang menargetkan hanya satu ton setiap bulannya mengalami
peningkatan pesat menjadi 50 ton dan terus bertambah. Selain itu, untuk mempermudah
pencapaian target ekspornya ke berbagai negara, Limbahagia mempersilahkan masyarakat
untuk membuka waralaba dengan deposito tertentu. Dengan mekanisme tersebut, kemajuan
Limbahagia berkembang kian pesat di seluruh Indonesia dengan 65 cabang, dan terus
berkontribusi dalam membantu penerapan ekonomi sirkular Indonesia.
Konsistensi Dan Ketekunan Dalam Berbisnis Plastik Daur Ulang
Ide untuk bisnis bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Indra Noviansyah menjadi bukti
kepada khalayak umum bahwa dengan strategi yang tepat dan keterbukaan diri terhadap
peluang menjadi kunci sukses. Meskipun niat awal Indra bukanlah demi menyelamatkan
lingkungan, tapi sedikit yang ia sadari bahwa langkah kecilnya menuju pada target positif. Pabrik
daur ulang plastiknya berhasil membuka lapangan kerja baru, menyokong perekonomian yang
merata di berbagai daerah, juga yang tak kalah penting adalah berkontribusi besar dalam
penghijauan kembali alam kita.