Anda mungkin sudah tidak asing lagi oleh benda berikut yang biasa beredar di pasar dengan nama โ€œnilonโ€. Kebanyakan nilon dikenal oleh khalayak umum dengan wujud yaitu benang. Nilon sendiri merupakan sejenis benang fiber yang sangat ringan dan sangat kuat. Nilon merupakan keluarga dari plastik polimer dengan jenis polyamides. Karena nilon sendiri merupakan bagian dari keluarga plastik polimer, sudah jelas terbayang kalau benang plastik berikut berbahan dasar minyak bumi (petroleum) sebagai bahan utama proses produksinya.

Sampai saat ini, benang jenis nilon merupakan salah satu jenis polimer yang paling banyak diproduksi di dunia. Di Amerika Serikat sendiri, benang nilon dipintal hampir 4 juta kilogram setiap tahunnya. Pada mulanya, nilon diproduksi sebagai pengganti dari sutra. Alasan utamanya tentu adalah meminimalisir biaya produksi dan memberikan keleluasaan untuk berkreasi. Pada masa kini, pemanfaatan nilon sangat beragam. Mulai dari baju renang, baju olahraga, tas punggung, tas belanja, bahan dasar parasut, hingga jaring penangkapan ikan.

Secara proses pembuatan sendiri, nilon merupakan salah satu produk termoplastik yang cukup rumit untuk dibuat. Polimer dasar awal dibuat melalui proses kimia yang mengolah petroleum menjadi cairan terlebih dahulu. Setelah polimer nilon terbentuk, akan diikat dan dipintal menjadi benang untuk menciptakan serat yang tahan lama. Setelah itu ditarik untuk mendapat kepanjangan tertentu, dan melalui proses pendinginan agar menciptakan filamen yang kuat dan elastis.

Sifat Dasar Nilon Yang Sulit Didaur Ulang

Beberapa keunggulan memang menjadi dasar pemilihan nilon sebagai bahan untuk manufaktur baju dan perlengkapan lainnya. Sifat dasar nilon yang tidak menyerap air dan mudah untuk dibersihkan adalah beberapa di antaranya. Selain itu memiliki ketahanan yang cukup terhadap panas, sinar UV, dan bahan kimia.

Walaupun sebetulnya nilon adalah bahan yang mudah terbakar jika terpapar dengan api terbuka. Serta proses produksinya yang memakan waktu dan tenaga. Lebih daripada itu, sifatnya yang kaku menyebabkan plastik jenis ini merupakan salah satu jenis plastik yang paling sulit untuk direduksi dan didaur ulang. Apalagi jika mengandalkan daur ulang alamiah, di mana proses ini dapat memakan waktu sekitar 15-30 tahun. Tergantung dari kekuatan nilon yang diproduksi sendiri.

Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, plastik jenis nilon sangat bergantung pada sifat dasar produknya. Di mana kekuatan dari nilon sendiri akan menentukan mudah atau sulitnya untuk didaur ulang. Namun seiring berkembangnya perhatian terhadap daur ulang, tidak menutup mata bahwa banyak brand-brand mendunia yang sudah melakukan daur ulang nilon untuk produk-produknya.

Peluang Baru Dalam Daur Ulang Nilon Dan Ekonomi Sirkular

Patagonia, sebuah brand outdoor clothing asal Amerika Serikat berusaha mengkampanyekan produknya dalam daur ulang nilon. Patagonia sendiri menyadari bahwa bahan dasar nilon merupakan salah satu bahan yang paling sulit didaur ulang. Namun hal ini tidak menghentikan tim riset dan pengembangan Patagonia untuk terus berinovasi. Di mana nilon bekas dikumpulkan dari berbagai pabrik tenun dan jaring ikan bekas di seluruh Amerika Serikat sebagai bahan dasar dalam membuat produk barunya.

Alasan utama dalam menggunakan nilon bekas sebagai bahan dasar utama pembuatan produknya adalah kesadaran bahwa produksi nilon memakan energi yang banyak dan menimbulkan efek gas rumah kaca yang cukup pekat. Lebih daripada itu, Patagonia berusaha mengurangi penggunaan virgin petroleum sebagai bahan dasar mentah dalam proses produksinya.

Pada tahap ini, Patagonia sudah berhasil menggunakan 90 persen nilon daur ulang pada katalog musim semi tahun 2021. Dengan implikasi berkurangnya produksi gas CO2 sebanyak 20 persen. Penggunaan nilon bekas sebagai material dasar ini akan terus dilakukan sebagai wujud inovasi terhadap daur ulang plastik. Patagonia telah membuka peluang bagi daur ulang plastik nilon yang dikenal oleh khalayak umum cukup sulit untuk didaur ulang. Menjadikan ekosistem di ekonomi sirkular terus berkembang dan memiliki peluang yang baik di masa depan.