Tren Kampanye Anti-Plastik

Sebagian pengguna media sosial saat ini tentu sudah sangat familiar dengan
kampanye-kampanye anti plastik yang digemborkan banyak pihak. Mulai dari Plastic Free
July, hingga Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik memiliki tujuan besar yang sama:
mereduksi penggunaan kantong plastik hingga 0 persen. Produk-produk berbahan plastik
kerap kali digambarkan sebagai musuh bersama dalam pelestarian lingkungan. Tujuan yang
mulia? Tentu saja. Namun apakah sebenarnya manusia bisa hidup tanpa plastik sama sekali?

Mari telisik kehidupan Beth Terry asal San Fransisco, seorang wanita paruh baya yang
mendedikasikan hidupnya tanpa plastik sama sekali. Tasnya sehari-hari dipenuhi dengan
“peralatan tempur”, seperti sedotan, alat makan, dan botol minum yang berbahan dasar
aluminium atau kaca. Siasat ini dibawa lebih jauh dengan membawa keranjang belanjanya
sendiri, dan menghindari berbelanja di supermarket untuk menghindari kemasan plastik.
Dan masih banyak lagi praktik lainnya.

Beth seakan-akan mengisolasi diri dari kenyataan bahwa plastik mempermudah beberapa
aspek dalam kehidupan manusia. Karena fakta yang tidak bisa dipungkiri, penggunaan
plastik telah mencakup sebagian besar peralatan yang manusia gunakan dalam kehidupan
sehari-hari.

Menelisik Fakta Dan Realita Penggunaan Plastik Yang Mustahil Dihilangkan

Signifikansi penggunaan plastik pada kehidupan manusia bukanlah hal yang bisa dipandang
sebelah mata. Berbagai industri manufaktur telah lama menggunakan plastik untuk
memproduksi laptop dan ponsel yang anda gunakan untuk bekerja atau membaca artikel ini.
Sejak perang dunia kedua berakhir, bagian interior dalam mobil telah menggunakan plastik
demi mengincar berat total yang minim. Peralatan medis seperti tabung suntik dan kantong
cairan infus juga telah lama dipakai karena bobotnya yang ringan dan mudah digunakan.

Lebih daripada itu, kampanye anti plastik akan mereduksi kapabilitas orang dengan
disabilitas untuk bisa hidup lebih independen. Kurang percaya? Nyatanya, sedotan plastik
menjadi alat bantu makan yang kian relevan digunakan karena kelenturan dan tidak harus
dibersihkan jika ingin digunakan kembali. Pipa berbahan dasar plastik PVC juga telah lama
digunakan karena sifatnya yang tidak akan terkorosi oleh cuaca maupun tekanan tinggi.
Dibanding dengan pipa berbahan dasar besi yang mampu terkorosi saat terpapar dengan
perubahan suhu yang ekstrim.

Namun terlepas dari semua keuntungan yang kita dapat dari keberadaan plastik, kita
menghadapi masalah signifikan terhadap limbah plastik. Menurut data yang dipaparkan oleh
UNEP, kita memproduksi sampah plastik sekitar 300 juta ton setiap tahunnya. Dengan 60
persen limbah ini terus menumpuk di daratan maupun lautan. Dari data tersebut, kita dapat
melihat polemik yang nyata. Dimana penggunaan plastik nyatanya tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia, namun juga tidak mendongkrak sistem daur ulang yang mumpuni demi
limbah plastik yang tidak mencemari lingkungan.

Sginifikansi Pabrik Daur Ulang Plastik Sebagai Jalan Tengah Gagasan Daur Ulang Dan Anti-Plastik

Permasalahan yang kerap kali muncul ketika kita menghadapi masalah bertaraf global,
sekelompok masyarakat melihat masalah tersebut dari satu sudut pandang saja, dan
berusaha menciptakan solusi yang cenderung utopis. Sementara menanggapi masalah
limbah plastik bukanlah hal yang mudah, mengingat signifikansinya dalam kehidupan yang
begitu dekat. Sehingga, mereduksi penggunaan plastik hingga 0 merupakan misi yang
mustahil untuk dilakukan.

Namun, bergerak bersama dalam menciptakan sistem regulasi limbah plastik adalah hal
yang mungkin. Aktor-aktor seperti pemerintah negara dan sektor industri haruslah menjadi
penggerak dalam misi ini supaya berjalan secara komprehensif. Beberapa langkah yang
sekiranya harus diusung adalah meningkatkan perhatian dan investasi terhadap daur ulang
plastik itu sendiri. Kapasitas industri dalam mengumpulkan dan mengolah kembali limbah
plastik agar bisa digunakan kembali haruslah ditingkatkan.

Beberapa tahapan lainnya adalah supaya pabrik daur ulang plastik di seluruh dunia memiliki
taraf yang cukup tinggi dalam menghasilkan daur ulang plastik itu sendiri. Mengingat bahwa
persentase dari plastik baru yang dihasilkan terus diusung, namun daur ulang plastik berada
di posisi yang cukup stagnan. Riset dan pengembangan haruslah diusung lebih giat, supaya
kualitas dari plastik hasil daur ulang tidak kalah dengan plastik baru yang dihasilkan.
Sehingga mungkin, di masa yang akan datang untuk tidak lagi menambah angka plastik yang
ada di dunia dan bergantung pada limbah plastik yang bisa diolah kembali menjadi produk
berkualitas.

Berbicara mengenai peningkatan kualitas dan angka dari daur ulang plastik tentu bukanlah
hal yang mudah. Namun tentu dirasa lebih tidak mungkin untuk menghilangkan penggunaan
plastik di kehidupan sehari-hari. Perspektif inilah yang harus diusung dalam menciptakan
kualitas lingkungan hidup yang lebih baik. Karena kesimbangan hidup dalam menjaga
kelestarian lingkungan, dan menjalani kehidupan yang modern dengan plastik adalah hal
yang harus diutamakan.