Perayaan global untuk olahraga akhirnya tiba kembali di tahun 2021 ini. Setelah sebelumnya
tertunda akibat pandemic COVID-19, Olimpiade 2020 ini akhirnya diselenggarakan dengan
megah dan matang di tahun 2021 di Tokyo, Jepang. Partisipan dari seluruh negara hadir di
Tokyo untuk sama-sama berkompetisi menunjukan kebolehan di cabang olahraga yang
digeluti. Olimpiade ini digelar selama kurun waktu 2 bulan mulai dari 23 Juli 2021 hingga 8
Agustus 2021. Dengan total cabang olahraga yaitu 33 buah.

Membahas mengenai perayaan yang tertunda ini pun tidak luput dari hal-hal menarik untuk
diberitakan. Salah satunya adalah bagaimana Olimpiade Tokyo 2020 menjadi acara besar
olahraga yang cukup banyak memperhatikan sustainability terhadap lingkungan. Hal ini pun
terbukti dengan banyaknya komponen, fasilitas, dan perangkat yang terbuat dari bahan
dasar bekas. Namun tidak menutup mata bahwa kualitas yang diberikan melampaui
ekspektasi terhadap produk-produk daur ulang.

Seperti contoh wisma atlit yang digunakan oleh partisipan seluruh dunia ternyata
menggunakan rangka kasur yang berbahan dasar dari karton dan kardus bekas. Di mana
penggunaan wisma atlit ini tidak akan berhenti sampai usai Olimpiade saja, namun akan
dimanfaatkan sebagai apartemen yang bisa dijual untuk umum ke depannya. Hal lainnya
adalah medali emas, perak, dan perunggu yang merupakan hasil daur ulang dari komponen
telepon genggam dan gawai elektronik lainnya yang ditempa kembali menjadi medali. Atau
bagaimana sumber listrik dari seluruh kegiatan olimpiade mengandalkan tenaga hasil
hidrogen ketimbang batu bara.

Pada bahasan kali ini, kami akan melihat praktik daur ulang yang dilakukan di Olimpiade
Tokyo 2020 dan penggunaannya sebagai fasilitas acara. Secara khusus daur ulang plastik
yang tentunya menarik untuk dibahas.

Seragam Atlet Estafet Obor Hasil Daur Ulang Plastik PET

Ajang pembawaan obor menjadi ikon yang cukup penting dalam penggelaran acara
Olimpiade yang biasa diadakan setiap 4 tahun sekali ini. Pada praktiknya di Olimpiade Tokyo
2020, obor yang dibawa dengan estafet ini dibawa dari Fukushima mulai dari Maret 2021,
dan demi menghormati jiwa-jiwa yang telah berpulang akibat gempa bumi, tsunami, dan
bencana nuklir dahulu kala. Namun sedikit diketahui, bahwa atlit yang bertugas untuk
membawa obor ini sekiranya menggunakan seragam hasil daur ulang botol kemasan plastik.

Sekitar 50 persen dari bahan dasar seragam atlet ini menggunakan polyester hasil daur ulang botol plastik PET. Pada kesempatan kali ini, panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020
bekerjasama dengan Coca-cola dalam sebagai pemasok botol bekas yang menjadi bahan
dasar seragam tersebut. Muncul dengan rupa yang sederhana, namun elegan. Seragam ini
menjadi lambang penggelaran olimpiade yang hakiki dengan warna dasar putih dan balutan
aksen merah yang menyatakan semangat dan kejujuran dalam semangat berolahraga

Podium Dengan Bahan Dasar 24,5 Ton Plastik

Kemenangan dari seorang atlet terhadap cabang olahraga tentu tidak akan lengkap dengan
prosesi naik ke podium dan dikalungkan medali sebagai simbolis dari sportifitas dan
penghargaan terhadap perjuangannya. Masih berputar mengenai daur ulang plastik, podium
yang digunakan selama Olimpiade Tokyo 2020 ternyata berbahan dasar plastik bekas yang
dicacah, dilelehkan, dan dicetak menjadi sebuah karya yang apik dan fungsional. Podium ini
hadir dengan warna biru gelap yang pekat, namun memiliki rona warna yang berbeda-beda
tergantung dari banyaknya cahaya yang menyorotnya.

Asao Tokolo merupakan dalang dari karya dengan fungsional yang baik. Dengan menerapkan
seni ukiran pada podiumnya, proses pengerjaan dari podium ini pun setidaknya
menggunakan 24.5 ton sampah plastik yang dikumpulkan dari seluruh Jepang. Menurut
Asao, podium ini setidaknya akan menjadi tonggak dan makna yang lebih “membumi”,
bahwa pemanfaatan daur ulang bisa diaplikasikan di seluruh kegiatan