Berbicara mengenai daur ulang plastik memang bukanlah perkara yang mudah. Siapa juga
yang menyangka bahwa polimer padat seperti plastik bisa memiliki dampak baik yang kian
menyeluruh, namun kian membunuh lingkungan karena manajemen limbah yang sulit sekali
teratasi? Menurut data yang diberikan World Economic Forum sendiri pun, 72 persen sampah plastik kemasan tidak dikembalikan ke pabrik daur ulang. Di mana 40 persen
berakhir sebagai polusi darat dan laut, sementara 32 persen lainnya tersebar tidak
terkumpul, dibuang secara illegal atau tidak diolah dengan baik.
Hal inilah yang mendorong organisasi tingkat global, Alliance to End Plastic Waste (AEWP)
dalam bergerak untuk menanggulangi limbah plastik. Inisiatif bersatunya organisasi ini
adalah karena kekhawatiran perihal peliknya masalah penumpukan sampah plastik yang ada
di dunia. Lebih daripada itu, cita-cita menjadikan dunia yang bersih dari limbah plastik
bukanlah perkara mudah, mengingat perspektif berbagai kalangan masyarakat di belahan
negara dunia tentu berbeda-beda.
Sebelum menelisik kinerja dan kontribusi apa saja yang sudah AEWP buat, ada baiknya kita
berkenalan lebih jauh akan organisasi ini.
Gurita Partner Perusahaan AEWP Dan Ambisi Global Yang Ingin Diraih
Organisasi AEWP sekali lagi adalah organisasi non-profit dan non-pemerintah yang
dicetuskan pertama kali di Singapura dan keseluruhan roda finansialnya dibiayai oleh
berbagai macam industri dan perusahaan. Berdiri sejak tahun 2019, AEWP pertama kali
didirikan oleh daftar perusahaan raksasa berikut, diantaranya BASF, Chevron Phillips
Chemical, ExxonMobil, Dow Chemical, Mitsubishi Chemical Holdings, Proctor & Gamble
serta Shell. AEPW turut bekerja sebagai mitra strategis World Economic Forum dan
Perserikatan Bangsa Bangsa untuk program Pembangunan Berkelanjutan.
Sejauh ini, AEWP sudah bekerjasama dengan 80 perusahaan daur ulang plastik dan pabrik
daur ulang plastik dalam usaha menanggulangi limbah plastik. Terhitung pada tahun 2019,
AEWP telah menerima 16 perusahaan baru sebagai anggotanya. Di mana lonjakan
keanggotaan ini ditujukan agar penerapan solusi dalam daur ulang plastik bisa menyeluruh
dalam skala global tanpa terkecuali.
AEWP mempercayakan aliansinya dengan berbagai perusahaan dan project partners yang
sama-sama memiliki komitmen untuk menyudahi sampah plastik. Demi mendukung ambisi
global tersebut, langkah kritikal yang perlu dijajaki adalah merancang sistem manajemen
sampah yang lebih proporsional melalui keterlibatan berbagai kalangan masyarakat maupun
pabrik daur ulang plastik. Karena masalah se-kompleks limbah plastik menuntut solusi yang
inovatif.
Laporan tahun 2019 juga menunjukkan bahwa AEWP telah menginvestasikan lebih dari 1.5
juta dollar AS dalam rencana penanggulangan daur ulang plastik selama 5 tahun ke depan.
Beberapa langkah yang diusung adalah untuk memastikan value chain dari limbah plastik
terlaksana dengan baik dari proses pengumpulan hingga daur ulang di pabrik. Yang menjadi
pekerjaan rumah selanjutnya adalah bagaimana aliansi ini bisa terus melibatkan tenaga ahli
yang mampu membawa perspektif baru untuk pengolahan sumber daya. Terakhir, tentunya
adalah bagaimana proses pengembangan infrastruktur daur ulang limbah plastik, edukasi,
dan keterlibatan berbagai kalangan dalam gerakan ini.
Penerapan Manajemen Limbah Plastik Berdasarkan Target Wilayah
“Global Perspective, Local Stories. Deeper Insights, Greater Impact”. Motto ini kian melekat
bagi AEWP karena tujuannya ingin agar manusia-manusia yang terlibat mampu berfikir
secara lebih luas dalam daur ulang plastik, namun memiliki pemahaman dan simpatis yang
melekat pada tahap lokal. Sehingga dampak yang diberikan lebih luas dan mendalam.
Dalam menerapkan sistem manajemen daur ulang plastik, tentu bukanlah hal yang mudah
dan bisa disamaratakan. Mengingat bahwa masalah yang dihadapi oleh setiap daerah
ataupun negara mengenai limbah-limbah plastik berbeda-beda. Maka dari itu AEWP dalam
menggerakan idealismenya, kerap kali mengadakan uji kelayakan di beberapa rural areas
atau daerah-daerah terpencil. Seperti contoh melakukan uji kelayakan di kawasan pinggiran
Bandung dan Mojokerto yang memiliki masalah pengumpulan sampah plastik, hingga
mencemari hutan-hutan sekitar. AEWP hadir di sini untuk mendalami isu yang ada, dan
memberikan solusi yang aplikatif untuk daerah yang dituju.
Dampak yang diutamakan adalah bagaimana teknologi daur ulang plastik mampu
diaplikasikan ke lokasi-lokasi selanjutnya yang memiliki masalah serupa. Maka dari itu,
bidang investasi terhadap teknologi juga menjadi bahasan penting guna memastikan
keberlangsungan dari daur ulang plastik. AEWP juga mendukung mata pencaharian yang
sehat kepada lebih dari 100 juta orang melalui rasa kepemilikan terhadap pengelolaan
sampah. Selain itu, mendapat tambahan setidaknya lima kali lipat dari investasi awal dan
lebih banyak lagi, untuk mempercepat aksi dan solusi mengakhiri sampah plastik dan
membangun kota-kota yang berkelanjutan.