Berbicara soal misi daur ulang plastik, keinginan besar dari pada organisasi kemasyarakatan
dan lingkungan adalah bagaimana program ini dapat terakses oleh masyarakat sipil secara
menyeluruh. Tanpa memedulikan di mana anda tinggal atau bagaimana pola konsumsi anda
terhadap plastik setiap harinya. Semisal anda adalah seorang pengguna produk skincare
ternama di sebuah daerah sub-urban Jakarta. Realita yang tidak bisa dipungkiri, wadah
bekas skincare tersebut jika dibuang ke tempat sampah biasa pasti akan bercampur dengan
sampah organik yang tentu menghambat proses daur ulang itu sendiri.
Lain halnya ketika anda bermukim di pusat kota, yang seyogyanya permasalahan daur ulang
plastik tentu lebih diperhatikan oleh masyarakatnya atau pihak pengelola sampah.
Ketidakmerataan akses terhadap daur ulang sampah inilah yang menjadi penyebab utama
berbagai organisasi lingkungan maupun perusahaan besar ambil andil di dalam prosesnya. Di
mana in-store recycling menjadi sebuah tren daur ulang plastik yang sedang memijakan
Namanya di Indonesia.
In-store recycling sendiri merupakan langkah yang dilakukan perusahaan pengguna plastik
untuk menyediakan fasilitas pengumpulan plastik bekas yang mereka gunakan untuk
menampung produknya. Yang setelah itu, wadah-wadah plastik ini akan langsung masuk ke
pabrik daur ulang plastik untuk diolah kembali. Dalam praktiknya, perusahaan besar kerap
kali berkolaborasi dengan organisasi peduli lingkungan atau organisasi penggiat daur ulang
plastik. Biasanya pelaku kegiatan ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan
kulit, penyedia air minum, atau perusahaan manapun yang memiliki produk yang disimpan
dalam wadah plastik PET
Brand Terkemuka Yang Sudah Melaksanakan In-Store Recycling Di Indonesia
Pada dasarnya pelaksanaan in-store recycling sudah dilaksanakan sejak lama di
negara-negara kawasan Eropa dan Amerika Serikat. Praktik nyatanya in-store recycling sudah
merangkap ke berbagai level usaha, mulai dari perusahaan besar, hingga UMKM kecil seperti
kedai kopi atau toko kue dan roti. Sementara pelaksanaannya di Indonesia masih cukup
minim dan terbatas di level perusahaan besar saja.
Namun bukan berarti situasi ini bukan untuk dipandang sebelah mata, karena tetap
menunjukan progres yang baik. Salah satu pelaku usaha yang melaksanakan in-store
recycling adalah Body Shop. Melalui kampanye yang dirancang oleh organisasi lingkungan
Waste4Change, Body Shop memiliki program yang bernama “Bring Our Bottle Back”. Sesuai
nama program yang diusung, Body Shop merangkul konsumen produknya untuk
mengembalikan botol bekas produk sabun atau body lotion-nya ke toko kembali yang
terdekat dari jarak rumah.
Hal serupa juga dilaksanakan oleh merek kosmetik ternama yaitu By Lizzie Parra. Juga
dengan bantuan kampanye yang dirangkai oleh Waste4Change, diusunglah sebuah program
dengan kampanye yang dikenal dengan nama “There’s A Box For That”. Namun jika dianalisa
secara lebih jauh, kedua program ini menunjukan perbedaan yang signifikan terhadap
hasilnya. Karena Body Shop sendiri berhasil mengumpulkan 33.447 kilogram plastik yang
dikembalikan ke toko, sementara By Lizzie Parra kalah jauh dengan total hanya 102 kilogram
dari pertama kali diluncurkan pada tahun 2019.
Apa Saja Keuntungan Dari In-Store Recycling?
Meskipun daur ulang in-store recycling masih membangun popularitasnya di Indonesia,
beberapa keuntungan dari aksi ini sekiranya dapat dirasakan dan berdampak untuk
manajemen daur ulang plastik yang lebih baik. Jika dikaji dari segi hukum, in-store recycling
dapat mencegah produk berlabel merek milik perusahaan agar tidak disalahgunakan, sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Indonesia no. 81 tahun 2012 tentang Peran Produsen.
Mengingat bahwa realita yang mungkin terjadi adalah maraknya penjualan produk-produk
palsu yang mengatasnamakan brand ternama.
Selain itu, manajemen daur ulang sampah tentu lebih mudah diatur. Hal ini karena nantinya
pembuatan laporan mengenai jumlah sampah plastik yang didaur ulang dapat lebih mudah
dideteksi. Dengan terperincinya pendataan yang masuk ke dalam gudang milik perusahaan
untuk menampung wadah plastik bekas yang dikumpulkan oleh konsumen. Sehingga
peningkatan kualitas dari manajemen daur ulang sampah plastik dapat terlaksana dengan
baik.
Juga tak lupa bagaimana pelaku usaha kini memiliki pengaruh yang cukup besar dalam
membangun pola pikir masyarakat yang juga adalah konsumen. Kampanye akan sebuah
produk dan visi dari perusahaan selalu menjadi ujung tombak dalam meraup cakupan pasar
di kalangan masyarakat. Lebih daripada itu, dengan mengajak masyarakat untuk melakukan
in-store recycling, perusahaan anda sudah berkontribusi dalam usaha daur ulang plastik
dengan 1001 masalahnya. Dan tentu akan berdampak pada pola konsumtif masyarakat,
mengingat bahwa hal semacam ini selalu menuai daya tariknya sendiri. Karena perusahaan
juga adalah representatif dari masyarakat.