Setelah pemerintah secara resmi membatalkan rencana pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
sebesar 12% pada produk plastik tertentu, termasuk polypropylene (PP) dan acrylonitrile butadiene
styrene (ABS), pasar plastik di Indonesia menunjukkan respons positif. Harga kedua jenis plastik ini, yang
banyak digunakan di berbagai sektor industri, mulai mengalami penurunan yang signifikan, memberikan
angin segar bagi produsen dan konsumen.
Dampak Pembatalan PPN 12%
Rencana pengenaan PPN 12% sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri. Namun,
pembatalan kebijakan tersebut diharapkan dapat:
- Menstabilkan Harga Plastik
Tanpa tambahan pajak, harga plastik PP dan ABS kembali ke tingkat yang lebih kompetitif,
sehingga produsen tidak perlu menaikkan harga produk akhir mereka. - Meningkatkan Daya Saing Industri Lokal
Dengan harga bahan baku yang lebih terjangkau, industri dalam negeri, khususnya sektor
manufaktur dan plastik olahan, dapat bersaing lebih baik dengan produk impor. - Mengurangi Beban Konsumen Akhir
Produk yang menggunakan plastik PP dan ABS, seperti peralatan rumah tangga, komponen
otomotif, dan kemasan makanan, kini dapat dijual dengan harga yang lebih terjangkau.
Tren Harga Plastik PP dan ABS
Setelah pembatalan PPN 12%, berikut gambaran tren harga terkini:
- Plastik Polypropylene (PP)
Harga PP, yang sebelumnya sempat naik hingga Rp 20.000 per kilogram, kini turun di kisaran Rp
17.500–18.000 per kilogram. Penurunan ini terutama berdampak pada sektor pengemasan dan
peralatan medis yang banyak menggunakan bahan ini. - Plastik Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS)
Untuk plastik ABS, yang banyak digunakan di industri otomotif dan elektronik, harga turun
sekitar 5-7% dari rata-rata Rp 30.000 per kilogram menjadi sekitar Rp 28.000 per kilogram.
Penurunan ini memberikan ruang bagi perusahaan untuk mengatur ulang biaya produksi dan
mempertahankan margin keuntungan tanpa membebani konsumen.
Respons Pelaku Industri
Pelaku industri menyambut baik langkah pembatalan PPN ini. “Pembatalan PPN 12% memberikan
dampak langsung terhadap efisiensi biaya produksi. Kami dapat menjaga harga tetap stabil di tengah
tingginya permintaan pasar,” ujar Dedi Pranoto, Direktur Utama PT Plastik Nusantara.
Proyeksi Masa Depan
Meski harga saat ini cenderung stabil, dinamika pasar global, seperti fluktuasi harga minyak mentah dan
bahan baku resin, tetap menjadi faktor yang memengaruhi harga plastik PP dan ABS di masa depan.
Namun, dengan pembatalan PPN, pasar lokal diharapkan tetap kompetitif dan mampu menekan biaya
produksi secara signifikan.
Kesimpulan
Pembatalan PPN 12% pada produk plastik, termasuk PP dan ABS, telah membawa dampak positif bagi
industri dan konsumen. Dengan harga yang lebih stabil dan kompetitif, langkah ini diharapkan dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus memberikan manfaat nyata bagi pelaku usaha dan
masyarakat luas.
Pelaku industri kini optimistis menyongsong tahun 2025 dengan peluang yang lebih besar untuk
mengembangkan pasar domestik maupun ekspor.