Permasalahan tentang sampah plastik bukan lagi menjadi topik yang baru di bumi ini. Apalagi Indonesia masih menjadi negara kedua yang memproduksi sampah terbanyak di dunia sehingga hal ini menjadi perhatian masyarakat Internasional. Karena Indonesia ini merupakan sebuah negara yang dikelilingi lautan, sehingga sampah plastik sangat berbahaya.

Berdasarkan perkiraan World Economic Forum, akan ada lebih banyak plastik daripada ikan di lautan (berdasarkan berat) pada tahun 2050. Peta buatan Riccardo Pravettoni di bawah menunjukkan bagaimana produksi dan konsumsi global manusia dari segala sektor dalam 50 tahun terakhir telah menghasilkan sampah dalam jumlah besar, terutama plastik.

Dampak sampah plastik di lautan ini tentunya sangat berbahaya karena bisa mengancam ekosistem bahari, kesehatan manusia, bahkan ekonomi. Sehingga inilah mengapa sampah plastik sangat berbahaya bagi laut.

  1. Hewan Laut Terkontiminasi Sampah
    Hewan laut akan mengandalkan insting untuk makan. Sehingga kalau banyak sampah bermuara di laut, apapun jenis sampahnya pasti bisa termakan. Seperti contohnya penyu yang semestinya memakaan ubur-ubur justru malah memakan sampah plastik di laut.

    Akhirnya plastik akan mengendap di dalam tubuh ikan karena plastik tidak akan bisa dicerna oleh tubuhnya. Belum lagi, jika ikan itu nantinya dimakan oleh manusia dan ikannya terkontiminasi oleh kandungan kimia. Sungguh sangat berbahaya bukan?

  1. Merusak Terumbu Karang
    Di lautan peran terumbu karang sangat besar karena merupakan tempat hidup bagi spesies laut. Selain itu, terumbu karang juga dapat menyesuaikan kadar karbon dan nitrogen dalam air sehingga menghasilkan nutrisi penting untuk makanan laut.

    Sampah plastik di lautan menyebabkan peningkatan patogen yang lebih cepat. Berdasarkan studi yang dipimpin oleh Joleah B Lamb (2018), sebanyak 89% terumbu karang yang tersentuhan dengan plastik akan terjangkit penyakit. Sehingga kondisi ini sangat mengkhawatirkan, apalagi melihat fakta kalau 60% terumbu karang sudah rusak parah dan terumbu karang terbesar di dunia sudah mati.

  1. Menimbulkan Polusi Mikroplastik Pada Air Dan Tanah
    Melihat dari air mineral botol saja belum tentu terbebas dari kontaminasi mikroplastik, semisal air laut terkena kontiminasi dari sampah plastik di lautan lalu menguap menjadi air hujan, dan kembali lagi ke tanah. Hal itu tentunya akan merusak nutrisi tanah dan air tanah untuk rumah tangga yang nantinya akan mengandung material kimia sehingga berbahaya untuk diminum.
  1. Merusak Spesias Sungai ataupun Laut
    Sampah Plastik yang mengotori sungai ataupun laut akan berdampak pada spesies yang ada di dalamnya. Karena jika air itu terkontaminasi oleh sampah plastik maka ikan tidak akan nyaman berada di tempat asal, sehingga terjadilah invasi spesies. Hal ini tentunya akan mengubah ekosistem dengan adanya spesies baru.
  1. Merusak Keberadaan Burung Laut
    Dilansir dari artikel Ilmiah Threat of plastic pollition to seabirds is global, pervasive and increasing (2015), 90% burung laut sudah memakan sampah plastik. Sehingga isi perut kebanyakan burung laut adalah sampah plastik seperti tutup botol, serat sintesis pakaian dan mikroplastik. Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi burung laut sendiri.
  1. Mengganggu Daya Tarik Wisata
    Semua orang pasti setuju kalau keberadaan sampah itu tidak enak dipandang, apalagi sampah plastik di Indonesia masih jarang dipisahkan berdasarkan jenisnya. Sehingga dapat menyebabkan bau tidak sedap karena bercampur dengan sampah organik lainnya. Hal inilah yang mengganggu daya tarik wisata untuk dikunjungi oleh turis ataupun orang lainnya.
  1. Membahayakan Nelayan
    Bahan plastik terbilang fleksibel dan juga kokoh. Jika ada plastik yang mengotori perairan dan mengakibatkan penumpukan, tentunya hal ini bisa saja membuat kapal nelayan tersangkut saat berlayar karena tidak terasa sudah ada jutaan ton sampah plastik yang tergenang di dasar lautan.