Penggunaan produk dengan wadah berbahan dasar plastik sudah menjadi hal yang dilakukan sehari-hari. Tapi, plastik yang selama ini dikira tidak berbahaya, ternyata dapat mempengaruhi metabolisme seseroang, salah satunya dapat menimbulkan obesitas.
Obesitas merupakan salah satu penyebab masalah kesehatan pada masa kini. Melansir dari Medical News Today, (01/02/2022) World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa angka obesitas terus meningkat sejak tahun 1975. Bahkan kenaikan itu hingga tiga kali lipat. Pada tahun 2020 saja sebanyak 39 juta anak di bawah 5 tahun mengalami obesitas.
Peningkatan jumlah obesitas yang amat pesat ini disebabkan karena beberapa hal seperti pengonsumsian zat pemanis tambahan yang tanpa batas, gaya hidup tidak sehat karena kurang olahraga, hingga pola makan yang tidak seimbang.
Bahkan baru-baru ini ada penelitian dari Norwegian University of Science and Technology (NTNU) dengan judul Adipogenic Activity of Chemicals Used in Plastic Consumer Products yang telah dipublikasikan pada laman American Chemical Society pada 26 Januari 2022.
Dalam jurnalnya mereka menemukan lebih dari 55.000 komponen kimia yang berbeda dan mengidentifikasi 629 zat dalam produk-produk tersebut. Sebelas di antaranya diketahui dapat mengganggu metabolisme yang disebut bahan kimia pengganggu metabolisme.
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa senyawa kimia dalam botol bisa masuk ke dalam tubuh manusia dan bisa mengintrevensi sistem metabolisme. Dari sinilah, awal obesitas bermula.
Kandungan Yang Ada Di Botol Plastik
Seperti yang diketahui kalau Obesitas dapat memicu penyakit lainnya seperti penyakit jantung, hipertensi, stroke, dll. Salah satu penyebab obesitas karena senyawa kimia yang disebut endocrine distruptors. Zat senyawa kimia ini biasanya terkandung dalam botol plastik yang namanya bisphenol A dan phthalates.
Menurut data pada studi tahun 2019 menyatakan bahwa botol plastik kemasan ini terbuat dari 4000 senyawa kimia. Karena saat proses pembuatannya di pabrik ditambahkan beberapa senyawa zat aditif supaya dapat terbentuk menjadi plastik yang diharapkan.
Misalnya menggunakan metanol untuk mengurai senyawa kimia pada 34 produk botol plastik seperti botol air minum, kemasan yoghurt, spons cuci piring, tutup gelas.
Hasil Senyawa Plastik Pemicu Utama Obesitas
Menurut penelitian kurang lebih 55. 300 senyawa kimia dengan 629 substansi yang ada di database kimia, ada 11 bahan kimia yang termasuk ke dalam golongan senyawa yang mengganggu sistem metabolisme tubuh.
Setelah itu, para peneliti menguji esktrak dari tiap produk terhadap sebuah sel pelopor dari tikus untuk melihat perbedaan sel menjadi sel lemak (adiposit). Terbukti kalau 34 produk itu, terdapat 4 produk yang mengubah sel pelopor tersebut menjadi adiposit yang lebih berlemak.
Menurut penelitian yang dilansir Medical News Today, yang diteliti oleh Johanes Volker, Ph.D. Beliau menjelaskan kalau penyebab obesitas bukan pada senyawa BPA yang umumnya ada di botol plastik, melainkan senyawa produk poliyvinyl chloride (PVC) dan poliuretana (PUR) sebagai salah satu yang dapat memicu pertumbuhan adiposit.
Penelitian terbaru dari Norwegia juga menjelaskan tentang kemasan plastik produk makanan dan perawatan pribadi menganggap bahwa disana terdapat kemungkinan senyawa dari isi kemasan yang berpindah pada kemasan.