Siapa sih yang tidak mengenal boneka barbie yang merupakan mainan para anak gadis yang cantik dan lucu itu, pasti semuanya mengenal kan ya? Boneka Barbie ini pertama kali muncul pada tahun 1959 dan menjadi boneka pertama yang diproduksi secara massal di Amerika serikat.

Barbie biasanya terbuat dari material plastik yang tentunya sulit untuk didaur ulang namun kali ini ada Barbie yang sangat unik yaitu Barbie yang terbuat dari bahan atau material yang ramah lingkungan yang tak lain dibuat dari limbah plastik dari laut.

Perusahaan mainan global terkemuka di Amerika serikat yaitu perusahaan Mattel meluncurkan Barbie yang terbuat dari plastik daur ulang sampah laut. Tentunya dalam pembuatan Barbie ini, Mattel bekerja sama dengan perusahaan daur ulang plastik yaitu Enovision Plastic. Bahan yang didapat bersumber dari daerah di Semenanjung Baja, Meksiko.

Inovasi baru Barbie ini diberi nama Barbie Love The Ocean yang terdiri dari tiga boneka. Keunikannya, ketiga Barbie tersebut terbuat dari 90% plastik daur ulang yang merupakan sampah laut. Bukan hanya boneka, Mattel juga meluncurkan satu set aksesoris untuk bermain bernama Beach Shack. Sama dengan Barbie Of The Ocean Baby Shark, Beach Shack juga terbuat dari 90% plastik daur ulang. Di Amerika Serikat setiap boneka dihargai 10$ sedangkan set bermain dihargai sebanyak 20$ dolar.

Mattel pertama kali memproduksi Barbie ramah lingkungan ini sebagai upaya untuk berkomitmen dalam menjaga lingkungan. Karena pada tahun 2030 Mattel menargetkan produksi boneka sekitar 100% terbuat dari bahan daun ulang atau material plastik yang mudah terurai.

Selain itu peluncuran Barbie ini juga merupakan tambahan lain untuk portofolio merek di perusahaan Mattel yang didorong oleh tujuan yang berkelanjutan, yang menginspirasi kesadaran lingkungan terhadap konsumen, juga supaya memberdayakan generasi berikutnya untuk mengeksplorasi masa kanak-kanak agar anak-anak bisa mencapai potensi penuh mereka.

Perusahaan Indonesia Pun Sudah Ada yang Menerapkan Daur Ulang Plastik

Kalau perusahaan Barbie di Amerika Serikat sudah meluncurkan produk hasil daur ulang plastik laut, maka di Indonesia juga ternyata sudah ada perusahaan yang telah mencoba melakukan hal yang sama dengan memanfaatkan kemasan bekas atau sampah plastik menjadi produk baru. Contohnya adalah perusahaan Eiger yang mempunyai produk tas gunung Savior yang diproduksi menggunakan material dari sampah botol plastik kemasan. Ada juga perusahaan Adidas yang membuat jersey dari kemasan plastik.

Selain itu ada perusahaan lain yang dijadikan champion dan memberikan hal baru seperti The Body Shop dan Garnier karena mereka mendorong para customer untuk memanfaatkan kembali kemasan produk mereka, seperti The Body Shop memfasilitasi Dropbox untuk return dan memberikan intensif harga diskon untuk pembelian produk baru.

Upaya Zero Waste Daur Ulang Sampah Lautan di Indonesia

Saat ini di Indonesia harus melakukan inisiatif untuk berkontribusi pada pengurangan sampah plastik, terutama bagi masyarakat dan kelompok usaha. Apalagi pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan presiden nomor 83 tahun 2018 tentang penanganan sampah laut. Namun, ternyata pemerintah nampaknya belum serius dalam mewujudkan target pengurangan sampah laut sebesar 70% di tahun 2025.

Namun pemerintah sudah membentuk TKN-PSL (Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut dan mencetuskan sederet program pengurangan sampah mulai dari mendorong kesadaran masyarakat, hingga pengurangan sampah dari industri baik hulu maupun hilir.

Maka dari itu upaya dari masyarakat dan kelompok usaha akan berdampak kecil jika pemerintah tidak mengambil langkah yang lebih signifikan terkait pengurangan sampah plastik di lautan.