Membahas tentang pengelolaan sampah bagi masyarakat tanah air pada abad ke-21 memang belum habis-habis hingga saat ini. Apalagi pengelolaan sampah tersebut masih menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh masyarakat hingga pihak-pihak tertentu di masa sekarang.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan bahwa sampah nasional mencapai 68, 5 juta ton pada tahun 2021. Dan ternyata yang paling besar menyumbang sampah adalah di lingkungan rumah tangga.
Dari permasalahan ini, IKEA Indonesia mempunyai tujuan untuk menciptakan kehidupan yang layak bagi orang-orang, sehingga IKEA terus berusaha menciptakan lingkungan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah di Indonesia.
Mengenal IKEA Indonesia Sebagai Pelopor Daur Ulang Sampah
IKEA merupakan perusahaan multinasional yang mendesain dan menjual furniture siap rakit. Seperti tempat tidur, meja, lemari, peralatan dan aksesoris rumah. IKEA adalah peritel furniture terbesar di dunia yang didirikan pada tahun 1943 oleh Infar Kampar yang pada saat itu baru berusia 17 tahun di Swedia.
Sesuai dengan visi perusahaan IKEA yaitu untuk menciptakan kehidupan sehari-hari yang lebih baik bagi banyak orang, maka IKEA Indonesia selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan rumah dengan baik.
Sebagai contoh IKEA berhasil menciptakan sebuah produk tas yang disebut kaseberga dan backpack dibuat dari banyak bahan terbarukan seperti polyester yang merupakan hasil daur ulang dari sampah plastik di laut. Wow sungguh kreatif, bukan?
Maka dari itu IKEA Indonesia selalu mengajak masyarakat Indonesia untuk mulai menjaga lingkungan dengan cara mengelola sampah dengan bijak. Dimulai dengan cara reduce (mengurangi sampah), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang) atau yang biasa disebut dengan cara 3R.
Dalam upaya 3R tersebut IKEA Indonesia mempunyai 5 cara dalam pengelolaan sampah. Berikut caranya :
- Memilah Sampah Organik dan Anorganik
Cara yang pertama yaitu dengan memilah sampah sesuai dengan jenisnya, yakni sampah organik dan anorganik. Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari bahan alami yang bisa terurai secara biologis seperti sisa makanan, kulit buah, ranting, dan dedaunan sampah.Sementara sampah anorganik merupakan jenis sampah yang sulit terurai dan membutuhkan penanganan yang khusus seperti sampah plastik, botol minum, styrofoam, produk elektronik dan kabel-kabel.
Manfaat dari memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik adalah dapat mencegah timbulnya sarang bakteri dan bau yang tidak sedap.
- Mendaur Ulang Sampah Organik dan Anorganik
Setelah pemilahan, maka sampah tersebut dapat didaur ulang. Sampah organik bisa didaur ulang menjadi pupuk kompos dan dalam prosesnya memerlukan produk IKEA 365+ yang merupakan wadah kaca dengan tutup plastic. Sedangkan untuk daur ulang sampah anorganik seperti botol dan lain-lain, bisa dijadikan pot tanaman atau hiasan-hiasan cantik lainnya.
- Menggunakan Produk Daur Ulang
Dibuat dari bahan daur ulang. Dengan begitu produk hasil dari daur ulang ini bisa menjadi bagian dari dukungan untuk memanfaatkan barang secara fungsional dan dapat mengurangi angka limbah yang belum terolah.Saat ini IKEA menyajikan berbagai macam kerajinan tangan dari hasil daur ulang seperti hiasan tempat pensil, dompet kecil, tas dan lain-lain.
- Meminimalkan Penggunaan Plastik
Pemerintah Indonesia sudah menerapkan hal peminimalan penggunaan plastik beberapa tahun terakhir guna mewujudkan Indonesia bebas sampah di tahun 2030. Misalnya dengan membawa tas belanja sendiri dari rumah, menggunakan kantong serbaguna atau bisa juga menggunakan frakta sebagai tas belanja sehari-hari.
- Mendonasikan Barang yang Sudah Tidak Terpakai
Cara yang terakhir dalam mengelola sampah adalah dengan cara mendonasikan barang-barang yang sudah tidak terpakai. Donasikan barang yang sudah tidak terpakai itu pada organisasi nirbala atau aplikasi pengangkut sampah sehingga sampah bisa termanfaatkan menjadi produk baru yang bermanfaat.
Itulah beberapa tips tentang mengelola sampah secara sederhana dari IKEA Indonesia yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari.