Sebagaimana yang diketahui kalau masalah sampah itu dianggap paling krisis di Indonesia dan selalu jadi perbincangan yang tidak ada habisnya. Dilansir dari National Geographic, dalam enam dekade manusia menghasilkan 8,3 miliar metrik ton plastik dan 91 persennya dibuang tanpa didaur ulang untuk dapat terurai secara alami.

Apalagi sampah plastik yang susah terurai dan membutuhkan waktu sekitar 10-20 tahun untuk terurai. Sedangkan botol plastik membutuhkan waktu 450 tahun untuk terurai. Sungguh hal yang lama, bukan?

Lain halnya dengan negara Singapura yang sudah mempunyai cara yang hebat dalam penanggulangan sampah. Apalagi Singapura ini merupakan sebuah negara kecil yang sangat teratur. Pembangunan negeri ini dikelola dengan sangat baik oleh pemerintahnya.

Nah, kira-kira bagaimana sih cara Singapura dengan kehebatannya dalam mengelola sampah?

Dengan Cara Mengumpulkan Untuk Dikelola Tanpa Meninggalkan Polusi Sedikitpun.

Menurut data, penduduk Singapura berjumlah 5.638.700 pada tahun 2018. Bayangkan setiap keluarga menghasilkan sampah plastik dalam setiap harinya. Namun masalah itu aman terkendali karena untuk langkah pertama, seluruh sampah yang ada di Singapura akan dikumpulkan menjadi satu oleh petugas kebersihan.

Dibakar Tapi Menimbulkan Polusi Yang Ramah Lingkungan

Setelah dikumpulkan, ada truk pengumpul sampah yang akan membawanya ke sebuah gedung khusus pengelolaan sampah.

Gedung tersebut merupakan pabrik pusat untuk proses insinerasi. Insinerasi adalah proses pembakaran bahan secara tuntas hingga yang tersisa hanya abu saja. Dalam pusat insinerasi tersebut, ada tempat pembakaran sampah yang suhu panasnya mencapai 1.000 derajat Celcius.

Api di tempat pembakaran ini terus melakukan pembakaran sepanjang hari. Yap, api pembakaran sampah ini tidak pernah padam. Malah dari hasil panasnya itulah, sampah bisa dijadikan sebagai tenaga listrik bagi warga singapura.

Meski pembakarannya tiada henti, namun hebatnya lagi tidak menimbulkan polusi yang dapat mencemarkan udara. Karena Singapura berhasil menemukan cara penyaringan asap yang tepat.

Hal itu terjadi karena udara yang keluar dari cerobong asap pusat insinerasi ini berukuran lebih kecil dari satu mikron. Tentunya ini merupakan ukuran udara yang sangat bersih.

Membuang Sisa Pembakaran Sampah Ke Pulau Buatan

Selain dijadikan sebagai sumber tenaga listrik, sisa 10% pembakaran sampah tersebut menjadi abu. Sehingga Singapura terus berusaha untuk mencari cara agar abu tersebut tidak mengganggu lingkungan sekitar. Dengan cara mengumpulkannya ke pulau buatan. Di pulau tersebut sudah tersedia bendungannya sehingga abu tidak akan muncul kembali ke permukaan. Selain itu, bendungan tersebut juga jauh dari lautan, sehingga tidak akan mencemari area laut Singapura juga. Sungguh keren bukan?

Dalam hal pengelolaan sampah di Singapura yang sangat hebat inilah, tentunya bisa menjadi contoh untuk negara lain supaya bisa lebih baik dalam hal melola sampah kedepannya.