Limbah medis merupakan hal yang sangat membahayakan apabila tidak ditangani dengan baik. Apalagi banyak juga tenaga medis yang belum mengoptimalkan cara pengelolaannya.

Beberapa contoh limbah medis itu seperti tempat bekas rendaman darah, kasa bekas, jarum suntik bekas, jaringan tubuh yang belum terbuang, hingga sampah yang dinilai dapat menular dari pasien satu ke pasien lainnya.

Misalnya jika ada limbah darah yang berasal dari pasien pengidap penyakit infeksius, maka jika tidak sengaja tersentuh orang, akan bisa menularkan penyakit. Begitu pula dengan limbah jarum suntik yang dibuang sembarangan, maka akan melukai orang jika dibuang sembarangan. Oleh karena itu pentingnya pengelolaan limbah medis secara bijak.

Menurut Mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek, pengelolaan limbah medis di Indonesia hingga kini dinilai masih belum optimal, padahal limbah medis termasuk sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.

Apa Itu Limbah Medis?

Ada sebuah istilah โ€œlimbah medisโ€ menurut laman bio medical dapat mencakup berbagai macam produk sampingan yang berbeda dari industri perawat kesehatan. Limbah medis juga terbagi menjadi beberapa jenis, sebanyak 85% dari limbah tersebut sama seperti limbah sampah pada umumnya. Namun, sekitar 15% merupakan limbah bahaya yang harus benar-benar diperhatikan demi mencegah dari penyebaran penyakit.

Berikut inilah jenis-jenis limbah menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)

  1. Limbah Infeksius
    Limbah infeksius merupakan  limbah yang sudah tercampur dengan organisme patogen. Limbah ini biasanya berasal darah, cairan tubuh, kain kasa, selang infus bahkan masker. Namun, ternyata limbah bekas masker sekali pakai dapat didaur ulang menjadi biji plastik juga lho. Sehingga ini merupakan salah satu cara memanfaatkan limbah medis yang bisa dilakukan.
  1. Limbah Patologis
    Limbah patologis merupakan limbah yang berasal dari jaringan tubuh manusia seperti jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, darah, cairan tubuh, dll. Pengelolaan limbah seperti ini bisa dilakukan dengan cara sterilisasi, insinerasi, dan landfil.
  1. Limbah Benda tajam
    Beberapa alat yang digunakan di rumah sakit seperti jarum suntik, pisau bedah, maupun silet. Hal tersebut termasuk ke dalam limbah benda tajam. Yang cara pengelolaanya memang harus dilakukan secara hati-hati. Misalnya dengan cara dikemas dalam kemasan yang melindungi dari resiko tertusuk. Penyimpanannya biasanya pada safety box/container.
  1. Limbah Kimia
    Limbah kimia berasal dari hasil penelitian diagnostik, pembersihan atau desinfeksi. Jenisnya ada yang berbahaya dan ada yang tidak, pengelolaanua pun berbeda pada tiap jenis bahan kimianya.
  1. Limbah Farmasi
    Limbah farmasi berasal dari produk keafarmasian seperti obat-obatan yang telah kadaluwarsa, maupun obat yang tidak layak konsumsi Pengelolaan limbah farmasi ini harus dikelola dengan baik juga supaya tidak ada orang yang menyalahgunakan.
  1. Limbah Sototoksik
    Limbah sitotoksik merupakan limbah dari bahan yang terkontiminasi atau mungkin terkontiminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan atau pengangkutan.
    Limbah ini sifatnya beracun sehingga sangat berbahaya karena bisa memicu kanker. Contoh limbah sitotoksik adalah obat yang digunakan untuk kemoterapi.
  1. Limbah Radioaktif
    Limbah radioaktif merupakan limbah yang terkontiminasi dengan radionuklida yang berasal dari proses radiologi seperti rontgen, CT scan, maupun MRI. Limbah ini seperti cairan, alat maupun bahan lain yang sudah terpapar dan bisa memancarkan gelombang radioaktif.
  1. Limbah Biasa
    Limbah biasa atau limbah umum, merupakan seluruh limbah yang berasal dari kegiatan rumah sakit seperti makanan untuk pasien, bekas plastik atau botol minum, dll. Sampah ini tidak membahayakan tapi akan mengganggu jika dibiarkan menumpuk. Biasanya penyimpanannya pada tempat sampah berplastik hitam.

Risiko Limbah Medis

Jika tidak dikelola dengan benar, limbah medis bisa membahayakan, terutama bagi para petugas medis dan petugas kebersihan rumah sakit bahkan untuk lingkungan sekitar rumah sakit. Berikut ini beberapa risiko yang mungkin timbul :

  1. Luka atau sayatan akibat tertusuk jarum suntik bekas atau pisau bedah bekas
  2. Paparan racun yang membahayakan kesehatan
  3. Luka bakar kimiawi
  4. Peningkatan, polusi udara apabila limbah medis dimusnahkan dengan cara dibakar
  5. Risiko terkena paparan radiasi berlebih tanpa pengaman
  6. Peningkatan risiko penyakit berbahaya seperti HIV dan hepatitis

Itulah alasannya, limbah medis memerlukan pengelolaan khusus. Biasanya, di fasilitas kesehatan, ada tim khusus yang bertugas untuk memastikan semua limbah medis sudah dibuang dengan cara yang benar.