Sampah selalu mempunyai stigma negatif di masyarakat. Banyak yang mengira bahwa sampah adalah sumber dari segala permasalahan lingkungan. Padahal, kenyataannya suatu barang tidak akan menjadi masalah jika masyarakat bisa mengaturnya dengan baik sebelum benar-benar dibuang sebagai sampah yang tidak memiliki fungsi apapun.
Maka dari itu, adanya daur ulang sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi penumpukan sampah yang semakin tidak terkendali di setiap harinya akibat perilaku manusia yang belum menyadari pentingnya menjaga lingkungan dari sampah plastik yang merugikan.
Tahukah anda? Ternyata banyak fakta mengejutkan yang banyak orang belum mengetahuinya. Terutama mengenai sampah yang selama ini dipikir hilang begitu saja setelah diangkut oleh petugas kebersihan. Banyak yang tidak mau tahu, dan kurang perduli dengan keberadaan sampah. Mereka tahunya setelah diangkut artinya lingkungan menjadi kembali sehat.
Saat ini sampah plastik Indonesia di laut mencapai 6,8 juta ton per tahun. Hal ini menunjukan bahwa proses daur ulang yang selama ini dilakukan masih kurang efektif. Karena dari jumlah tersebut terlihat bahwa kurangnya kepekaan masyarakat terhadap sampah yang ada. Terutama untuk jenis plastik satu kali pakai.
Banyak contohnya seperti kemasan air dan makanan yang mempunyai jumlah yang besar jika dibiarkan begitu saja, lebih parahnya lagi banyak orang masih membuang sampai ke sungai tanpa memikirkan dampak yang berkepanjangan. Kebiasaan membuang sampah sembarangan ini harusnya di sudahi sejak dini.
Dengan banyaknya sampah menumpuk di laut, menyebabkan hilangnya keseimbangan ekosistem sehingga mengancam keberlangsungan kehidupan hewan dan biota laut lainnya karena bahan plastik mengandung senyawa kimia, membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa terurai karena tidak bisa terurai secara alami.
Fakta selanjutnya tempat pembuangan sampah yang belum memadai sehingga tidak dapat menampung tumpukan sampah yang begitu meluap. Dilihat dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2021 mencatat volume sampah di Indonesia terdiri dari 154 Kabupaten/kota se-Indonesia mencapai 18,2 juta ton/tahun. Sampah yang terkelola dengan baik hanya sebanyak 13,2 juta ton/tahun atau 72,95%.
Jelas semakin menumpuk, karena TPA dianggap sebagai tempat paling praktis ketiga setelah membuang sampah ke sungai, membakarnya, dan cara lainnya adalah membiarkan petugas kebersihan untuk mengangkut ke tempat pembuangan akhir. Dengan banyaknya sampah yang dikirim ke TPA, membuat petugas kewalahan untuk mengolahnya dan terjadilah penumpukan sampah yang menggunung. Seharusnya sebelum benar-benar diberikan pada petugas kebersihan, pastikan terlebih dahulu bahwa sampah tersebut memang tidak dapat kita daur ulang secara mandiri.
Selain itu, fakta lainnya adalah dengan mendaur ulang sampah sama saja dengan mengurangi emisi karbon di udara. Pencemaran lingkungan akibat sampah bukan lagi menjadi rahasia, tapi sudah menjadi buah bibir masyarakat. Banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan membantu mengurangi jumlah sampah.
Sampah yang dibiarkan begitu saja akan menimbulkan emisi gas rumah kaca, menjadi masalah untuk lingkungan karena meningkatkan pemanasan global dan terganggunya cuaca serta iklim. Hal ini juga berdampak untuk kesehatan makhluk hidup, karena tidak mudah untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan cuaca yang tidak stabil.
Dari beberapa fakta di atas bisa kita lihat bahwa pentingnya daur ulang untuk menyelamatkan makhluk hidup. Berdasarkan data di atas, semua masyarakat dari segala lapisan harus berkonstribusi untuk melakukan daur ulang, karena jika hanya sebagian pihak saja yang bekerja maka masalah sampah ini tidak akan pernah selesai. Semuanya harus saling bantu membantu untuk menanggulanginya karena sampah adalah tanggung jawab bersama.